Medancyber.com – Medan
Hingga saat ini belum diketahui alasan polisi menggerebek fasilitas drive thru swab antigen di Jalan Pulau Pinang, Lapangan Merdeka, Medan.
Polrestabes Medan yang melakukan penggerebekan tersebut, sejak Selasa (25/5) sampai hari ini, Kamis (27/5) belum memberi penjelasan soal itu.
Wartawan berusaha menghubungi Kapolrestabes melalui ponsel tidak mendapat jawaban. Pertanyaan disampaikan melalui pesan Whats App juga tak dibalas.
Sementara, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol. Hadi Wahyudi dikonfirmasi, mengaku pihaknya juga belum menerima bahan keterangan (baket) kasus tersebut dari Polrestabes.
“Kami juga belum tau apa persoalannya (penggerebekan), karena belum mendapat laporan soal itu. Kawan-kawan wartawan sejak kemarin juga bertanya ke saya, tapi saya belum terima laporan, jadi saya tidak tau apa kasusnya,” sebut Hadi mengaku bingung mau menjawab apa.
Berbeda dengan pengungkapan jual beli vaksin Sinovac ilegal di Dinkes Sumut dan daur ulang stick swab antigen di Bandara Kualanamu yang ditangani Polda Sumut, beberapa waktu lalu, motif kasusnya sudah jelas.
“Kalau kasus itu motifnya sudah jelas, ada tindak kriminal di dalamnya. Namun untuk kasus di Lapangan Merdeka, kami belum tau,” kata Hadi lagi.
Di tempat terpisah, Humas PT Sumatera Siberia Companiya Budi Hariadi menjelaskan jika pihaknya membantu program pemerintah mengatasi penyebaran virus covid 19.
“Dalam hal ini, Polrestabes Medan sebagai pengayom dan pelindung masyarakat harusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi kesehatan masyarakat. Bukan malah menutup lokasi itu,” terang Budi Hariadi.
Terkait perizinan pihaknya mengaku sudah melakukan pengurusan. “Semua dokumennya ada. Ada surat izin dari Dinas Perhubungan Kota Medan. Ada juga surat pemberitahuan ke Kapolrestabes, surat pemberitahuan ke Kasatlantas, surat pemberitahuan ke Kasat Intel, surat pemberitahuan ke Bag Ops. Jadi marilah bekerjasama yang baik untuk menyukseskan program Presiden Jokowi untuk segera menuntaskan penyebaran covid 19,” kata Budi Hariadi.
Budi Hariadi membenarkan terjadinya lonjakan pengunjung di lokasi Tes Swab Antigen di Jalan Pulau Pinang Lapangan Merdeka. Akan tetapi tidak sampai menyebabkan kemacetan. Berbeda dengan antrian macet di Simpang Lampung Merah Jalan Pulau Pinang yang disebabkan antrian panjang restoran cepat saji MC Donal.
“Lonjakan pengunjung tersebut terjadi sejak lebaran Idul Fitri. Sebab pemerintah mewajibkan masyarakat yang berpergian antar kabupaten/kota dalam kondisi sehat dan terbebas dari virus covid 19, dan hal itu harus dibuktikan dengan surat test swab antigen. Nah, masyarakat memilih tempat ini karena masyarakat menilai sistem drive thrue yang kita terapkan sangat aman dari terpapar virus covid 19. Sebab masyarakat hanya berada di dalam mobil dan tidak membaur dengan individu lainnya. Ini jelas sangat aman dari paparan virus corona, ketimbang masyarakat turun dari mobil, duduk di kursi antrian, berkerumun dan berinteraksi langsung,” jelas Budi Hariadi.
Budi kembali menjelaskan, jika pihaknya sangat mengutamakan pelayanan dan fasilitas terbaik kepada masyarakat Kota Medan. Oleh karena itu, pihaknya turut bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Gugus Tugas Covid 19 Propinsi Sumatera Utara.
Oleh sebab itu tanggal 17 Maret 2021 lalu, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sudah melakukan sidak dan membuka lokasi tes swab dan rapit tes antigen lapangan Merdeka secara resmi.
“Terkait pengelolaan limbah semua dilakukan oleh pihak ketiga yakni Fast Lap yang sudah cukup terkenal mumpuni di dunia kesehatan. Dan semua alat yg sudah digunakan, itu semua dirusak di lokasi sebelum akhirnya diangkut ke tempat pemusnahan limbah medis,” pungkasnya.
Oleh sebab itu ia berharap, semua pihak dapat bekerjasama membantu pemerintah dalam mencegah penyebaran virus covid 19.
Seperti diberitakan sebelumnya, Polrestabes Medan dalam hal ini Satlantas Polrestabes Medan dan Unit Reserse Krimnal Polrestabes datang ke lokasi tes swab antigen di Jalan Pulau Pinang, Lapangan Merdeka, Selasa (25/3/5) sekira pukul 16.00 wib.
Petugas awalnya menanyakan lokasi, dan pihak pelaksana menunjukkan seluruh izin-izin yang dimiliki. Lantas polisi menanyakan perihal pengelolaan limbah medis, dan pihak pengelola menyatakan dikelola pihak ketiga dalam hal itu Klinik Fast Lab. Lantas, petugas menanyakan izin kelurahan dan izin kepala lingkungan.
Petugas akhirnya memboyong penanggung jawab tempat, perawat dan seorang dokter untuk dimintai keterangan. Setelah melewati proses pemeriksaan, ketiganya diperbolehkan pulang. (bri/mc)
