Medancyber.com – Deliserdang
Sebanyak 12 rumah warga di Desa Marindal dua, Kecamatan Patumbak mengalami rusak-rusak akibat diterjang angin puting beliung. Sebagian mengalami rusak parah, dan sebagiannya lagi mengalami rusak sedang.
Evi Daulay, warga jalan Balai Desa yang rumahnya rusak parah menyebutkan sebelum atap rumahnya diterjang angin sempat merasakan hujan es.
Ia mengatakan melihat air hujan yang turun di atapnya terdengar sangat kuat. Bahkan ketika ia melihat keluar butiran-butiran es jatuh dari langit.
“Tiba-tiba datanglah hujan deras kali. Abis itu datang hujan es nya. Abis itullah angin puting beliung itu terus dari dapur kami. Habis dapur kami semua,” Kata Evi saat diwawancarai pada Senin (31/5/2021).
Evi menjelaskan saat kejadian angin puting beliung ia sedang mencuci pakaian. Saat itu kejadian sekitar pukul 14.00 WIB.
Karena melihat situasi yang kian memburuk, akhirnya ia dan keluarganya menyelamatkan diri keluar dari rumah.
Akibat peristiwa tersebut, rumah yang ia tempati selama belasan tahun rusak parah. Atap rumahnya lepas dari bangunan. Ia dan keluarganya terpaksa menumpang ke rumah saudara untuk sementara waktu.
Pantauan di lokasi, terlihat Evi dan anaknya beserta cucunya sedang istirahat di depan rumahnya. Mereka mengeluarkan tempat tidur untuk tempat istirahat sementara.
Evi berharap pemerintah segera memberikan bantuan material dan tukang untuk merenovasi rumahnya. Karena ia dan tetangganya baru menerima bantuan berupa sembako.
Ia juga berharap bantuan dapat disalurkan secepatnya, karena bila tidak hujan yang turun kembali akan memperparah kondisi dalam rumah yang atapnya terlepas.
Sementara itu, Kepala Urusan Pembangunan Desa Marindal dua, Suwitno mengatakan kejadian itu terjadi pada Minggu (30/5/2021) sore.
“12 rumah, yang rusak ringan ada 4. Berat 4 rumah dan sedang 4 rumah. Kejadian hari Minggu pas pukul 14 wib. Itu anginnya seperti angin puting beliung. Melingkar dia. Jadi menghantam rumah warga,” kata Suwitno.
Setelah mengetahui adanya rumah warga yang diterjang angin. Ia dan perangkat desa langsung menghubungi Kecamatan dan BPBD untuk segera melakukan evakuasi.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Jadi rumahnya aja. Atapnya. Penanganan yang pertama kita langsung ke lokasi meninjau berapa rumah dan korban jiwa,” tambahnya.
Suwitno menyebutkan peristiwa ini baru sekali ini terjadi. Menurutnya kejadian di desanya paling parah dibandingkan desa Patumbak kampung.
“Selama satu tahun baru ini kejadian 12 rumah. Baru ini ubah agak parah.
Itu kencang sekali anginnya. Itu sekalian hujannya, hujan es. Jadi memang kencang,” tutupnya.(trb/rsi/mc)