Medancyber.com – Medan
Pasca empat bulan menjabat Wali Kota Medan, Bobby Nasution, telah dua kali dipanggil Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara, perihal pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Pirngadi.
Hal itu diakui Bobby saat menerima Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan (LAHP) kasus meninggalnya pasien di Rumah Sakit Pirngadi yang diduga akibat kehabisan oksigen, dan videonya viral di media sosial beberapa waktu lalu.
“Dua kali saya datang ke Ombudsman dalam kurun waktu kurang dari 4 bulan saya menjadi Wali Kota Medan, dan dua-duanya saya datang ke sini permasalahan tentang medis,” kata Bobby di Kantor Ombudsman Sumut, Jalan Sei Besitang, Medan, Jumat (10/6).
Disebutkan, persoalan ini menjadi catatan penting Pemerintah Kota (Pemko) Medan, mulai dari Dinas Kesehatan sampai dengan management RSUD dr. Pirngadi.
Dia juga menyampaikan, terkait adanya temuan maladministrasi dan lambatnya pelayanan Rumah Sakit Pirngadi akan menjadi catatan besar untuknya. Ia juga mengakui telah menyampaikan kepada management rumah sakit untuk memperbaiki pelayanan di masa pandemi Covid-19.
“Ini harus bisa mulai dari sarana prasarana, SDM bahkan fasilitas atau alat-alat kesehatan. Sudah saya sampaikan, anggaran yang dimiliki tolong jangan dibuang secara tidak berguna,” ujarnya.
Selain itu, terkait regulator tabung oksigen yang tidak pernah di kalibrasi sejak tahun 2018 dan tertuang LAHP Ombudsman Sumut. Menurut Bobby, temuan tersebut juga menjadi catatan untuk bagaimana ke depan Pemko Medan menjadikan hal itu koreksi khusus melalui RSUD Pirngadi.
Hal-hal kecil seperti kalibrasi harus bisa terpenuhi maupun alat-alatnya yang bisa mensupport kesehatan masyarakat harus dimiliki. Kalibrasi harus benar-benar dilakukan, ini yang akan kami perbaiki ke depan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bobby mengungkapkan, Pemko Medan berjanji akan memperbaiki dan mengambil langkah untuk perbaikan Rumah Sakit Pirngadi. Sebab, kata dia, program kesehatan merupakan yang prioritas di masa pandemi Covid-19.
“Tenaga medis kita harus bisa memberikan pelayanan yang luar biasa, baik dokter-dokternya harus memiliki kompetensi yang baik. Alat-alat medisnya selaku kita rumah sakit daerah harus memberikan contoh,” pungkasnya. (bri/mc)