Medancyber.com – Di bulan yang mulia ini, ada manusia yang peduli dengan kemuliaan yang dimiliki oleh bulan ini dan ada manusia yang tidak peduli. Manusia yang tidak peduli ini cukup banyak. Sehingga di bulan suci ini dia tidak tergerak untuk menunaikan shalat lima waktu, tidak malu untuk menampakan bahwa dirinya tidak berpuasa di depan umum, dan masih banyak hal-hal lain yang menunjukkan ketidakpedulian dia dengan bulan Ramadhan.
Namun di tengah-tengah manusia yang tidak peduli itu, masih ada manusia-manusia yang peduli, yang tahu bahwasanya bulan Ramadhan dalah kesempatan emas untuk mengumpulkan pundi-pundi pahala. Kesempatan emas untuk meraih ampunan Allah ‘Azza wa Jalla. Dan mudah-mudahan kita termasuk golongan tersebut.
Tapi, semaksimal apapun usaha kita, sekuat apapun kita menjaga ibadah kita di bulan suci ini, pasti di sana-sini ada kekurangan. Kadang mata kita terlepas untuk melihat hal-hal yang diharamkan Allah, kadang telinga kita terlewat untuk mendengar hal-hal yang diharamkan oleh Allah, kadang lisan kita mengucapkan kata-kata yang diharamkan oleh Allah atau minimal mengucapkan kata-kata yang tidak ada manfaatnya, kadang sebagian dari waktu kita digunakan untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya; main game, nonton hal-hal yang tidak bermanfaat, kadang kaki kita mengeluh, ‘kenapa bacaan imam panjang sekali?’ Dan masih banyak hal-hal lain yang merupakan perbuatan-perbuatan yang bisa mengurangi usaha maksimal kita dalam meraih pahala di bulan suci ini.

Ada sebuah nasehat yang disampaikan oleh seorang ulama yang bernama Imam Al-Fudhail bin Iyadh Rahimahullah. Sebagaimana dinukil dalam kitab Hilyatul Auliya, beliau pernah mengatakan:
“Seandainya di hari-hari terakhir yang tersisa ini, engkau berbuat baik, memanfaatkan secara maksimal hari-hari yang tersisa ini, maka kekuranganmu yang telah lampau dan yang akan datang akan diampuni oleh Allah.”
Kata beliau, andaikan di hari yang tersisa ini, jika beberapa hari ini kita maksimalkan ibadah kita, kita minimalkan kekurangan-kekurangan tadi, maka kesalahan-kesalahan kita, kekurangan-kekurangan kita yang telah lampau dan yang akan datang bakal diampuni oleh Allah.
“Tapi seandainya di hari-hari yang terakhir ini justru engkau tutup dengan keburukan, semakin parah engkau tidak peduli dengan bulan Ramadhan, maka engkau akan diadzab atas dosa-dosa yang telah lampu dan yang akan datang.”
Maka nasihat ini yang disampaikan oleh Imam Al-Fudhail ini memberikan hiburan kepada kita. Andaikan memang kemarin-kemarin ada kekurangan dalam diri kita, maka ini kesempatan. Untuk mengejar ketertinggalan yang sudah kita lakukan pada hari-hari yang lalu. Apalagi malam ini, malam 27 Ramadhan.
Kata sebagian ulama malam 27 adalah malam yang peluangnya paling besar untuk menjadi malam Lailatul Qadar. Dari seluruh malam-malam ganjil yang ada, malam 27 adalah malam yang peluangnya paling besar. Maka malam ini, maksimalkan.
Dari ibadah yang fardhu, jauhi maksiat, tambah dengan ibadah-ibadah yang sunnah, shalat tarawih, qiyamul lail, baca Al-Qur’an, dzikir, do’a yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada ‘Aisyah Radhiyallahu:
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku.” (HR. Ahmad 25384, At-Turmudzi 3513, Ibn Majah 3850, An-Nasai dalam Amal Al-yaum wa lailah, dan Al-Baihaqi dalam Syua’bul Iman 3426. Hadis ini dinilai shahih oleh Al-Albani). (Rsi/Mc)
More Stories
Zakat Fitrah Menyucikan Bagi Orang Berpuasa
Kewajiban Membayar Fidyah
Hakikat Taqwa dalam Puasa