Medancyber.com – Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Josua Tampubolon melaporkan ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bahwa Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, sering terjadi perang atau tawuran antar kampung. Salah satu pemicu perang tersebut kata dia adalah karena dendam nenek moyang.
Hal itu disampaikan Josua saat momen launching Pemuda Bela Negara (PBN) yang turut dihadiri Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution. Awalnya Josua menjelaskan bahwa dia baru seminggu bertugas sebagai Kapolres Belawan.
Setelah itu, Josua melaporkan situasi saat ini di wilayah hukumnya kondusif. Hanya saja tawuran antar kampung memang kerap terjadi dan sudah sejak tahun 1970-an.
“Untuk secara garis besarnya, situasi saat ini aman dan kondusif Bapak, potensi yang ada di wilayah kami adanya tawuran Bapak. Tadi yang disampaikan MC benar, bahwa di Kecamatan Medan Belawan termasuk Medan bagian utara Bapak, dari tahun 1970-an sampai saat ini masih ada tawuran antar kampung,” kata AKBP Josua Tampubolon di Medan Belawan, Sabtu (28/1/2023).
“Kebetulan saya 2014-2016 jadi Wakapolres di sini bapak, langsung memimpin (pengamanan) tawuran dan sampai saat ini masih ada Bapak,” imbuhnya.
Josua menyebutkan berdasarkan informasi yang mereka himpun, perang tersebut akibat adanya dendam dari nenek moyang mereka. Dendam tersebut terus diwariskan hingga saat ini.
“Setelah kami analisa, tawuran ini terjadi yang pertama akibat adanya dendam atau pun permusuhan dari nenek moyangnya Pak, jadi ada yang ribut, berantam, ada yang meninggal ada yang luka, dendam, diteruskan terus pak sampai cucu cicit cecetnya Pak,” sebutnya.
Masalah kecil saja bisa memicu perang antar kampung karena dendam itu. Bahkan orang tua anak-anak itu tidak melarang dan malah menyuruh untuk ikut perang.
“Jadi seandainya pun kumpul-kumpul mereka, lempar-lempar langsung perang pak, dan anak-anak itu ada yang bawa-bawa senjata, kelewang, dan yang riskannya lagi pak, orang tuanya tidak melarang,” ujarnya.
“Malah mamak-mamaknya pak kalau dilihat anak-anaknya tidur-tiduran, bapaknya perang dibilang ‘nak, kau ikut bapak mu lagi perang’,” imbuhnya.
Sehingga dalam waktu dekat bersama MUI akan melakukan soft operation. Yakni melakukan sosialisasi ke kampung-kampung maupun membuat kegiatan positif yang lain.
“Nah ini Bapak menjadi, mohon maaf Bapak mohon izin, saya dalam waktu dekat akan bermohon juga kepada Pak Wali dan juga Gubernur dan Forkopimda Medan untuk membuat langkah-langkah, mungkin secara soft operation dulu, kemarin saya sudah bicara dengan Ketua MUI bagaimana nanti bisa pendekatan ke lorong-lorong atau kampung-kampung ini bapak kami melakukan sosialisasi atau pembinaan kegiatan-kegiatan yang positif,” bebernya.
Selain dendam nenek moyang, perang itu juga dipicu oleh rendahnya perekonomian masyarakat di sana. Dia berharap kedatangan Prabowo menjadi harapan untuk mereka agar bisa lepas dari jerat kemiskinan.
“Kemudian yang kedua faktornya adalah tingkat perekonomian Bapak, mohon izin memang banyak masyarakat yang miskin Bapak di sini, semoga dengan kedatangan Bapak ini ada harapan, secerca harapan sehingga nanti masyarakat ini bisa lepas dari banyaknya pengangguran Bapak,” tutupnya.(bri/mc)
More Stories
Jelang Akhir Masa Jabatan, Edy Diingatkan Soal Pengelolaan Dana BOS
Nyaris Bentrok, Musda VI FSPTI KSPSI Sumut di Hotel Grand Inn Dijaga Polisi
Update Bayi yang Kakinya Melepuh Usai Cek Stunting, Suka Nangis karena Menahan Sakit