Medancyber.com – Musyawarah Daerah atau Musda VI FSPTI KSPSI Sumut, di Hotel Grand Inna, Jalan Balai Kota, Kota Medan, nyaris ricuh.
Keributan tersebut dipicu karena adanya, perpecahan di tubuh organisasi FSPTI KSPSI Sumut.
Saat Musda berlangsungnya, kelompok yang tidak sepakat dibawah kepemimpinan Timbul Limbong, menggelar aksi di depan hotel.
Unjuk rasa itu pun mengundang perhatian, dari kelompok yang menggelar Musda dibawah kepemimpinan Mbelin Brahmana.
Menurut ketua DPD FSPTI KSPSI Sumut, Timbul Limbong kehadiran kelompok mereka ke lokasi lantaran adanya Munas yang dianggap mereka keputusan sepihak.
“Sebenarnya kehadiran kami di sini karena adanya suatu acara yang oknum yang menyatakan bahwasanya mereka serikat pekerja akan mengadakan Musda,” kata Timbul, Senin (20/3/2023).
Ia menjelaskan, padahal kelompok yang menggelar Musda ini telah dibekukan oleh Kementerian Hukum dan Ham.
Sementara, ia mengklaim bahwa FSPTI KSPSI Sumut dibawa kepemimpinannya berada di dalam naungan Kemenaker.
“Ini juga sebenarnya perkumpulan serikat pekerja transpot Indonesia yang telah dibekukan juga oleh Kementerian Hukum dan Ham pada tanggal 15 Desember 2022,” sebutnya.
Timbul meminta kepada pihak kepolisian, untuk membubarkan Munas tersebut agar tidak terjadinya sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Amatan wartawan, kedua kelompok ini sempat nyaris baku hatam. Ketika para kelompok unjuk rasa ini mendesak agar Munas tersebut dibubarkan.
Sementara, para peserta Munas yang tidak terima sempat hampir mengejar para kader yang menggelar unjuk rasa.
Aksi itu pun sempat dihalau oleh polisi yang telah bersiaga di lokasi.
Tampak, polisi berpakaian lengkap bersiaga di tengah – tengah dua kelompok untuk mencegah keributan terjadi.
Keributan itu pun redam, setelah pihak kepolisian menggaransi Munas tersebut tidak akan dilanjutkan.
Kemudian, kelompok yang berunjuk rasa itu pun membubarkan diri.
Sementara itu, dari kelompok yang menggelar Musda dibawah kepemimpinan Mbelin Brahmana enggan memberikan komentar.(tri/mc)
