Medancyber.com – Pengurus Besar Perkumpulan Advokat Sumatera Utara (PB-PASU) bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Aisiyah (PDA) Kota Medan selenggarakan Dialog Pemilu Damai mengusubg thema “Honest, Fair and Peacefull Are Everyone’s Dream (Pemilu Damai, Jujur dan Adil adalah impian semua orang)” pada Sabtu 11 November 2023 bertempat di Aula Raja Inal Siregar Jl. Diponegoro No. 30 Medan, Sumatera Utara.
Kegiatan Dialog Pemilu Damai diikuti sebanyak 500 peserta yang terdiri dari Anggota PASU, Aisiyah, Muslimat NU, Muslimat Aljamiatul Whasliyah, Alhidayah, PKMT, Ketua dan Sekretaris Ormas, OKP, LSM dan Perwakilan Partai Politik Tingkat Kota Medan dan Sumatera Utara.
Bertindak sebagai narasumber diantaranya, Agus Arifin, S.Sos (Ketua KPU Sumut), M. Aswin Diapari Lubis, SH (Ketua Bawaslu Sumut), Profesor Fachruddin Azmi (Waketum MUI Sumut), Mayor Luther Tarigan (Mewakili Pangdam I BB) dan Irjen Pol. Jawari, SH MH (Wakapolda Sumut) dengan pemandu acara Dr. Khomaini, SE SH MH.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan dua sesi. Sesi pertama berupa paparan dari sejumlah narasumber dan sesi kedua dialog interaktif dari para audiens atau peserta dialog.
Terlihat animo atau antusias peserta sangat tinggi dalam kegiatan ini, sejumlah pertanyaan terkait komitmen untuk menciptakan penyekenggaran pemilu yang Damai, aman, jujur dan adil pun dilontarkan oleh para audiens kepada para narasumber diantaranya Hidayati mewakili PD Aisiyah, Zulkifli Lubis mewakili PB.PASU dan Joko Mewakili Pujakusuma.
Dalam sambutannya, Kholisanni Nasution, Ketua PD Aisiyah Kota Medan menekankan supaya pemilu 2024 berjalan secara tertib, damai, aman dan lancar. Selain itu, Kholisani juga mengingatkan bahwa kekuasaan atau jabatan itu bersifat sementara, sebab itu harus amanah, sebut Kholisanni.
Selanjutnya Eka Putra Zakran, SH MH Ketua Umum PB-PASU menekankan pentingnya dialog pemilu Damai dalam rangka mencerdaskan dan mencerahkan umat supaya tidak terbelah dalam menghadapi kontestasi Pemilu 2024.
“Saya himbau agar semua pihak, baik KPU sebagai penyelanggara, Bawaslu sebagai Pengawas, harus bekerja profesional dan berintegritas. Kemudian TNI/Polri saya harapkan harus benar-benar netral jadilah alat negara yang baik dan benar. Komponen masyarakat pun demikian, harus jadi peserta pemilu yang baik, mari kita kawal, agar pemilu berjalan dengan sukses, Damai, aman dan lancar,” kata Eka Putra Zakran.
Lebih jauh Eka Putra Zakran menjelaskan, belajar dari pemilu 2014 dan 2019, Pemilu justru menjadi pengalaman pahit.
“Kita punya pengalaman pahit pada pemilu 2014 dan 2019, masyarakat terbelah menjadi dua antara cebong dan kampret, siapa cebong siapa kampret wawlahu a’lam, tanya aja hati kita. Sebab itu, kita gak mau hal serupa terjadi lagi, khusus Pemilu 2019, sangat miris dan tragis berdasarkan data, lebih 800 orang KPPS meninggal dunia, nah itu kita gak mau terjadi lagi pada pemilu 2024. Kita mau pemilu nanti adalah sejuk, Indinesia Sejuk, Sumut Kondusif, artinya masyarakat tak perlu terbelah, justru Keberagaman dan kebhinekaan menjadi bingkai pemersatu NKRI. Intinya tak perlu ribut-ribut soal pemilu, sampaikan saja pilihan sesuai hati nurani pada tanggal 14 Februari, pilihan ada tiga. Himbauan saya itu saja, gunakanlah pilihan sesuai hati nurani masing-nasing, jangan karena sembako dan lain-lain,” urai Eka Putra Zakran.(js/mc)