Medancyber.com – Pemerintahan Ali Khamenei mengancam akan membalas serangan Israel yang menggempur Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin (1/4/2024).
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyerukan kepada komunitas internasional untuk bertindak usai serangan Israel tersebut.
Amir-Abdollahian menegaskan akan ada konsekuensi dari tindakan ini pada rezim Zionis dan perlunya tanggapan serius dari komunitas internasional terhadap tindakan tersebut.
“(Perdana Menteri Israel) Netanyahu benar-benar kehilangan keseimbangan mental karena kegagalan berturut-turut rezim Israel di Gaza dan tidak mencapai tujuan ambisius Zionis,” kata Amir-Abdollahian, dikutip AFP.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengecam keras serangan itu. Dia mengatakan Iran berhak untuk melakukan reaksi dan akan memutuskan “jenis respons dan hukuman bagi agresor”.
Sebelumnya Duta Besar Iran untuk Suriah Hossein Akbari mengatakan pemerintah Teheran akan membalas Israel di saat yang tepat.
“Kami akan membalas di waktu yang kami tentukan,” kata Hossein di X. Kedutaan Besar Iran di Suriah juga “bersumpah akan membalas tindakan tepat terhadap agresi pengecut ini.”
Di kesempatan itu, Akbari mengatakan serangan Israel ke konsulat menunjukkan mereka tak mematuhi hukum internasional.
“Dan melakukan segala cara yang tak manusiawi untuk mencapai apa yang diinginkan,” kata Akbari di X.
Akbari mengungkap saat pesawat tempur F-35 dan enam rudal menyerang kompleks kedutaan. Saat serangan terjadi, dia berada di ruang kerja. Jarak konsulat Iran ke kediaman Dubes itu di Suriah hanya berjarak 2 kilometer.
“Saya melihat dari kamar ada bangunan yang rusak,” ungkap Akbari, dikutip National News.
Serangan Israel ke Damaskus menyebabkan 11 orang meninggal. Mereka di antaranya sembilan warga Iran, dua warga Suriah, dan satu warga Lebanon. Dua di antaranya merupakan komandan pasukan elite di Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Serangan Israel ini juga terjadi saat pasukan masih melancarkan agresi sejak 7 Oktober. Imbas insiden itu, lebih dari 32.500 orang meninggal. (cnni/js)