30 C
Medan
Monday, 9 September 2024
spot_imgspot_imgspot_img

Marak Wanita Korsel Hapus Foto Profil di Medsos, Kenapa?

Medancyber.com – Konten pornografi rekayasa hasil kecerdasan buatan (AI) yang disebut sebagai deepfake tengah melanda Korea Selatan. Kaum perempuan di sana ketakutan oleh berbagai konten deepfake yang bersumber dari Telegram.

Kepolisian Korsel telah mengumumkan penyelidikan awal atas dugaan peran platform pesan instan tersebut dalam kejahatan seks. Menurut laporan dari kantor berita Yonhap, penyelidikan ini menjadi langkah Korsel untuk mengatasi penyebaran pornografi palsu atau deepfake yang telah menargetkan wanita muda, termasuk remaja, di Negeri Ginseng ini.

Kepala Kantor Investigasi Nasional Korsel Woo Jong-soo mengatakan, mereka berencana untuk bekerja sama dengan kepolisian di Prancis dan lembaga internasional lain terkait persoalan Telegram.

Penyelidikan ini kemungkinan rumit karena Telegram tak secara langsung menyediakan data investigasi, seperti informasi akun, ke badan investigasi negara manapun, termasuk yang ada di AS, demikian dikutip dari CNBC, Kamis (5/9/2024).

Baca Juga:  Hindari Tawuran Geng Motor, Seorang Pemuda Terkena Peluru Nyasar

Penolakan Telegram untuk berbagi informasi dengan penyelidik ketika diwajibkan oleh hukum juga telah dicatat dalam penyelidikan Prancis.

Video Porno Palsu di Telegram

Pornografi deepfake yang mewabah di Korsel membuat kaum Hawa ketakutan. Mereka bahkan sampai menghapus foto-foto selfie di Instagram, Facebook, dan media sosial lainnya karena takut menjadi korban.

“Rasanya seperti apa yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi kita, kehidupan rutin kita, telah dilanggar,” kata seorang perempuan berusia 27 tahun, dikutip dari Korea Times.

Masalah deepfake seksual menjadi sorotan ketika lulusan Universitas Nasional Seoul berusia 40-an diduga berkonspirasi dengan tiga pria lain untuk membuat gambar dan video seksual eksplisit dari korban menggunakan teknologi deepfake, dan membagikannya di Telegram.

Baca Juga:  Semenanjung Korea Memanas: Korut Kirim 180 Pesawat Tempur, Korsel Kerahkan 80 Jet

Sejauh ini sudah 61 korban diidentifikasi, termasuk 12 alumni sekolah yang sama dengan pelaku.

Dalam waktu singkat, laporan media berkembang dari kasus serupa lainnya terkait kejahatan seks deepfake, dengan beberapa ruang chat di Telegram yang menargetkan anak di bawah umur.

Satu saluran Telegram dilaporkan memiliki lebih dari 220 ribu anggota dan dilengkapi dengan program yang langsung mengubah foto menjadi telanjang. Parahnya lagi para pelaku mendorong anggota saluran tersebut untuk berbagi foto orang yang mereka kenal.

Bae Sang-hoon, seorang profesor dari departemen administrasi polisi di Universitas Woosuk, mengatakan pelaku dalam kejahatan ini didorong oleh faktor-faktor seperti rasa rendah diri, hiburan dan kadang-kadang hanya untuk melecehkan atau membalas dendam pada seseorang secara online ketika itu tidak dapat dilakukan secara fisik.

Baca Juga:  Polisi Ungkap Fakta Baru Penembakan Wartawan di Sumut

“Bentuk paling awal dari menghina seseorang yang Anda kenal dimulai ketika, sebagai anak-anak, orang-orang menggambar kumis di foto yang digantung di kamar mandi umum, atau merobek mata dari foto dalam album kelulusan,” kata Bae.

“Perbedaannya saat ini adalah bahwa dengan perpaduan Telegram, yang banyak digunakan oleh remaja dan generasi muda, dan kecerdasan buatan, hal itu telah menyebabkan kerusakan eksplosif di seluruh negeri,” imbuhnya.(idc/klt)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles