Medancyber.com – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut, Lebanon, sudah menyiapkan proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari negara tersebut.
Rencana evakuasi ini sudah disiapkan sejak konflik Israel dan kelompok milisi Hizbullah memanas sejak 4 Agustus lalu, hingga serangkaian ledakan pager hingga walkie talkie di Lebanon pekan ini.
Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Beirut, Yosi Aprizal, mengatakan sejauh ini KBRI Beirut sudah mengevakuasi 25 WNI, sejak pemerintah RI menetapkan status Siaga 1 di Lebanon
“Sejauh ini sudah 25 orang kita evakuasi dan sedang kita persiapkan evakuasi berikutnya,” kata Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Beirut, Yosi Aprizal, kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/9).
Yosi merinci ada 147 WNI yang saat ini masih berada di Lebanon. Ratusan WNI itu mayoritas menetap di ibu kota Beirut. Sementara itu, WNI yang merupakan pelajar kebanyakan berada di Tripoli dan Bekaa.
Menurut Yosi, saat ini para WNI dalam kondisi baik dan tak ada yang menjadi korban ledakan pager maupun perangkat elektronik lainnya.
“Alhamdulillah, dalam pantauan kami semua WNI dalam kondisi baik. Catatan kami masih ada 147 WNI di Lebanon,” kata Yosi.
Ribuan pager dan perangkat elektronik di Lebanon meledak secara serentak dalam dua hari berturut-turut sejak Selasa (17/9).
Total ada 12 orang tewas dan 2.800 orang terluka akibat ledakan pager pada Selasa. Sementara itu, sebanyak 20 orang tewas dan 450 lainnya terluka imbas ledakan berbagai perangkat elektronik, umumnya walkie-talkie, pada Rabu.
Rentetan ledakan tersebut terjadi di pinggiran Beirut selatan yang dikenal Dahiyeh hingga wilayah timur lembah Bekaa. Wilayah-wilayah ini merupakan markas kelompok milisi Hizbullah.
Korban ledakan pager sebagian besar anggota Hizbullah. Namun, beberapa di antaranya juga termasuk warga sipil seperti anak-anak hingga petugas medis. Duta Besar Iran untuk Lebanon juga turut menjadi korban luka serangan ini.
Hizbullah menuding Israel dalang di balik ledakan-ledakan ini. Kelompok itu bersumpah akan membalas Israel atas teror berdarah tersebut.
Israel sejauh ini tak bicara gamblang mengenai ledakan di Lebanon. Namun Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut soal “era baru” dalam perang yang dilakukan Negeri Zionis.
“IDF membawa prestasi luar biasa, bersama dengan Shin Bet, bersama dengan Mossad, semua badan dan semua kerangka kerja dan hasilnya adalah hasil yang sangat mengesankan,” kata Gallant saat berkunjung ke pangkalan Angkatan Udara Ramat-David di Israel utara, Rabu (18/9).(cnni/js)