Medancyber.com – Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) meminta Israel untuk menghormati kedaulatan Iran dan menahan diri untuk tidak menyerang wilayah Iran.
Dalam KTT gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, penguasa de facto Arab Saudi tersebut pada Senin (11/11/2024) menegaskan, komunitas internasional harus mewajibkan Israel untuk menghormati kedaulatan Republik Islam Iran dan tidak melanggar wilayahnya.
Arab Saudi yang mayoritas Muslim Sunni dan Iran yang mayoritas Syiah seringkali berada di pihak yang berseberangan dalam konflik regional, termasuk di Suriah.
Pada 2015, Arab Saudi tercatat telah memobilisasi koalisi militer untuk mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional setelah kelompok Hoythi yang didukung Iran merebut ibu kota Sana’a dan maju menuju kota utama di bagian selatan, Aden.
Tahun berikutnya, Riyadh dan Teheran memutuskan hubungan menyusul serangan terhadap misi diplomatik Arab Saudi di Iran selama protes atas eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr oleh Riyadh.
Namun, pada Maret 2023, mereka mengumumkan kesepakatan pemulihan hubungan yang ditengahi oleh China. Pangeran MBS pun kali ini tampak menunjukkan dukungannya terhadap Iran. Meskipun masih ada masalah dalam hubungan yang kompleks ini, pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Iran merupakan pencapaian diplomatik penting bagi Pangeran Mohammed, yang telah mengambil pendekatan yang lebih lunak terhadap diplomasi regional dalam beberapa tahun terakhir.
Arab Saudi dan Iran telah mempertahankan kontak tingkat tinggi sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi perang yang meletus di Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu. Penjangkauan diplomatik ini menghasilkan panggilan telepon pertama antara Pangeran MBS dan Presiden Iran saat itu, Ebrahim Raisi -lima hari setelah perang meletus- dan kunjungan Raisi ke Riyadh setahun yang lalu untuk menghadiri KTT bersama Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam.
Pada Oktober, Arab Saudi pun mengumumkan bahwa mereka telah mengadakan latihan perang dengan Iran dan negara-negara lain di Laut Oman. Sementara pada Minggu (10/11/2024), pejabat tinggi militer Arab Saudi, Fayyad al-Ruwaili, tiba di Teheran untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Iran.
Pangeran MBS dan presiden Iran saat ini, Masoud Pezeshkian, pun telah berbicara melalui telepon pada Minggu menjelang KTT hari Senin ini, yang merupakan tindak lanjut dari pertemuan pada November 2023. Pezeshkian tidak hadir karena ada “urusan eksekutif” yang mendesak, kata sebuah pernyataan pemerintah Iran, dan Wakil Presiden Pertama Mohammad Reza Aref melakukan perjalanan ke Riyadh sebagai gantinya.
Perang Gaza dan pertempuran berikutnya di Lebanon antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas. Iran tahun ini telah dua kali menembakkan rudal ke Israel, yang memicu pembalasan Israel, yang terakhir pada tanggal 26 Oktober lalu, yang menghantam fasilitas-fasilitas militer Iran.(kps/js)