Medancyber.com – Sejumlah masyarakat mengeluhkan tingginya harga minyak goreng di tingkat pasar maupun pusat perbelanjaan. Rata-rata harga minyak goreng dijual mencapai Rp20 ribu lebih per liter. Harga ini di luar dari harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah.
Dalam mengontrol harga minyak goreng, pemerintah menetapkan HET minyak goreng Rp11.000 per liter ketika harga kelapa sawit di kisaran USD600 per ton. Namun kini harga minyak goreng terancam naik dua kali lipat akibat terkerek harga CPO.
Berdasarkan laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata minyak goreng di seluruh provinsi Indonesia mengalami peningkatan. Adapun harga pada Jumat (19/11) kemarin, menyentuh Rp18.400 per liter.
Harga ini terus bergerak sejak Senin (15/11) lalu. Di mana harga minyak goreng saat itu masih di Rp18.250 per liter. Kemudian kembali naik di Rp18.300 pada Selasa (13/11), Rp18.350 di Rabu (14/11), dan Rp18.400 pada Kamis sampai Jumat kemarin.
Penyebab Harga Minyak Goreng Naik
Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi buka suara mengenai penyebab harga minyak goreng naik drastis beberapa waktu belakangan. Kenaikan itu merupakan konsekuensi atas meroketnya harga komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).
“Kalau kita lihat sekarang, sebenarnya barang apa yang kita jual? pertama yang paling besar itu adalah produk minyak nabati HS nomor 15, yaitu kelapa sawit,” kata Lutfi, Jakarta, Jumat (19/11).
Kenaikan harga CPO, kata Lutfi, membuat ekspor membaik, namun juga menekan harga minyak goreng. Terlihat dari nilai ekspor bulan ini yang menyumbang angka cukup besar.
“Kita ini menjual kira-kira USD 27 miliar pada tahun 2020. Pada bulan Oktober ini saja kita menjual USD3,36 miliar,” jelasnya.
Kontribusi positif itu berdampak pada produk turunannya, yakni minyak goreng yang mengalami kenaikan harga. Harga kelapa sawit kini dibanderol USD 1.250 dan berpotensi akan naik lagi hingga menyentuh USD 1.500 per ton.
“Akan naik lebih dari USD1.500 pada tahun depan karena panen dari pada kelapa sawit kita ini, panen dari kelapa sawit dari seluruh dunia itu tidak akan terlalu baik,” paparnya.(lip/js)