32.8 C
Medan
Thursday, 28 March 2024
spot_imgspot_imgspot_img

Singgahi Kediri, Kutemukan Gudang Garam Isinya Rokok

Catatan : Wiku Sapta

Medancyber.com – Kota Kediri (bukan kabupatennya) kami singgahi sekilas. Kilat. Hanya 2 jam -an. Pun cuma ngopi dan duduk santai di ruang Bung Wahyudi. 

Kapolres rasa bupati (ehem bergurau). Penampilannya pantas menjadi bupati, kelak ketika pensiun jadi polisi. Pakai batik dan mengenakan peci. Rapi dan necis. Kelihatan sangat berwibawa. Meski tanpa pakaian dinas coklat. 

Kami, tak sempat berkeliling cina buta. Menikmati indahnya kota berpenduduk 400 an ribu jiwa di malam hari itu. Tapi kalau siang, warganya bisa mencapai 4 jutaan lebih loh. Dahsyat.

AKBP Wahyudi disapa Bung. Saya tahunya ketika dia berdinas di Medan. Teman seangkatan di akademi AKBP Eko Hartanto Kapolres Lhokseumawe, AKBP Ronald Sipayung (Taput) dan AKBP Ronny Nicholas Sidabutar (Humbahas). Ini yang saya kenal. Yang tak kenal, masih banyak. 

Di ruangan kerjanya, di meja lonjong memanjang, tergeletak banyak rokok. Berbungkus-bungkus. Sekotak cerutu pun ada. Lengkap dengan alat melubangi dan mancis. 

“Boleh merokok, mas?” pamit John Manik, Ketua Forkom Warkop Polda Sumut, beberapa menit setelah duduk di kursi. Jumat minggu lalu.

Wahyudi, menjawab lantang. “Wah silahkan. Kan ada asbak di meja. Itu tandanya boleh,” imbuhnya. Ia mempersilahkan merokok sambil meneken tumpukan berkas di mejanya. 

“Saya sambil nyelesaikan teken-tekenan ini dulu ya. Gak apa-apakan,”sambung Wahyudi.

“Baru kali ini saya berkunjung, banyak rokok tersedia di ruangan. Biasanya nihil,”cetus Ketua Pewarta Polrestabes Medan, Chairum Lubis, tercengang. Para ketua inilah yang menemani saya singgah ke Kediri, ke Polres.

Usai menyelesaikan tugasnya, Bung Wahyudi berangsur ke tempat kami duduk. “Ya jelas banyak rokok di sini (ruangannya). Wong di Kota Kediri ini banyak pabrik rokok,” ujarnya. Dia ditemani Kastel Polres Kediri.

Baca Juga:   Pemerhati Politik: Lakukan Operasi Politik, Edy Takut tak Dicalonkan pada Pilgubsu 2024

Di Kota Kediri saja, ada sekitar 9 pabrik rokok. Di kabuparen Kedirinya, entah berapa banyak. Semuanya milik miliarder  Indonesia.

Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka. Berdiri sejak1958. Hingga kini, Gudang Garam laris manis di dalam maupun mancanegara.

Bermula dari industri rumahan, perusahaan kretek Gudang Garam telah tumbuh dan berkembang pesat. Tata kelola perusahaannya sangat baik. Berlandaskan filosofi Catur Dharma.

Pendirinya Surya Wonowidjojo. Atau Tjoa Jien Hwie. Sosok ini adalah seorang wirausahawan sejati yang dimatangkan oleh pengalaman dan naluri bisnis. 

Di mata para karyawan, dia bukan hanya pemimpin. Melainkan juga sosok bapak, saudara, serta sahabat yang peduli kesejahteraan karyawan. Surya Wonowidjojo meninggal dunia pada 28 Agustus 1985 silam.

Warisannya adalah kesan mendalam bukan hanya di mata karyawan, tapi juga masyarakat Kediri dan sekitarnya. 

Pada tahun 1990, Gudang Garam mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang mengubah statusnya menjadi perusahaan terbuka. Kemudian, didirikan pada tahun 2002, PT Surya Madistrindo (SM)adalah perusahaan yang dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk untuk menjalankan distribusi produk-produk sigaret Gudang Garam bersama dengan tiga perusahaan distribusi lainnya. 

Pada 2009, SM ditunjuk sebagai distributor tunggal yang memegang kendali strategi distribusi dan field marketing untuk seluruh wilayah Indonesia.

Saat ini, perusahaan Gudang Garam berada di tangan putra dari Surya Wonowidjojo, yakni Susilo Wonowidjojo sejak tahun 2009. Dia juga dinobatkan sebagai orang terkaya keempat di Indonesia oleh Majalah Forbes pada tahun 2019 dengan nilai kekayaan mencapai 6,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Susilo Wonowidjojo dan keluarganya mendapatkan kekayaan dari Gudang Garam, produsen rokok kretek yang sahamnya diperdagangkan secara publik. Dengan produksi mencapai 85 miliar batang rokok setahun. Pada 2013, Gudang Garam memperluas daerah produksinya. 

Baca Juga:   Terkait Oknum DPRD Sumut Aniaya Warga, SATMA AMPI Sumut: Kita Minta Atensi Kapolres Padang Sidimpuan

Areal perusahaan yang semula hanya seluas 1.000 meter persegi kini telah berkembang menjadi sekitar 208 hektare. Semuanya terletak di wilayah Kabupaten dan Kota Kediri serta di wilayah Pasuruan.

Sebagai informasi, Tan Siok Tjien, istri alrmarhum pendiri PT Gudang Garam Tbk Suryo Wonowidjojo meninggal dunia. Tan Siok Tjien meninggal, Minggu (25/10/2020) pukul 05.50 WIB di Kediri, Jawa Timur pada usia 91 tahun. 

Saat suaminya meninggal pada 1985, Tan Siok Tjien berperan sebagai pengendali perusahaan. Gudang Garam, diketahui menjadi produsen rokok yang menguasai sekitar seperlima pasar hasil tembakau di Indonesia.

Tan Siok Tjien juga dikenal sebagai salah satu miliarder Indonesia. Sosok Tan Siok Tjien masuk dalam jajaran miliarder dunia, menurut majalah Forbes dan Bloomberg.

Bloomberg merilis Indeks Bloomberg Billionaires, Rabu (28/10/2020), kekayaannya mencapai 6,01 miliar dolar AS (Rp89,5 triliun) dan berada di posisi 364 dunia.

Kota Kediri memang pusatnya Gudang Garam. Namun anehya isi gudang bukanlah garam, melainkan jutaan batang rokok. “Sudah tak usah dipikirkan kali itu. Nikmati saja cerutu ini,” sebut Bung Wahyudi, mantan Kapolsek Medan Kota dan Kasat Narkoba Polrestabes Medan itu, sambil menawarkan batangan cerutu berukuran kecil, sedang dan besar. Kok bisa ya?? (*)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles